Text Widget

Selamat datang di blog saya dan selamat menikmati. Semoga bermanfaat bagi anda dan jangan lupa datang lagi!!!
NB: Jika anda ingin copas dari blog saya, saya harap anda memasukkan sumbernya. Terima Kasih!!!

Jumat, 17 Juli 2015

Last Mad







Kenapa judulnya “LAST MAD” ? Last artinya terakhir dan Mad adalah sMaringkatan dari kata Mading, kalo digabung jadi Mading terakhir, atau secara istilah, Last Mad ini berarti tulisan Mading terakhir gue (di SMAN 1 Marabahan). Alasan lain kenapa judulnya “LAST MAD”, soalnya lebih mudah dalam pengucapannya dan ga ribet. Dan kalo lo bingung kenapa ada gambar Aomine, itu buat kalian yang ga punya foto gue cukup liat foto Aomine, kan gue 11:12 sama dia. Oke langsung aja guys baca kisah hidup gue sebagai anak madding di SMAN 1 Marabahan.

Saat memasuki semester 1, kami diminta untuk memilih ekstrakulikuler yang ingin diikuti. Waktu itu, gue memilih buat ikutan PD basket, karate, dan mading. Nah, kali ini gue mau nyeritain masalah kehidupan di dunia permadingan. Awalnya, gue kirain nih ekskul tinggal masuk dan ngelakuin tugas yang semestinya di lakuin, kaya nulis nempel nulis nempel aja, tapi ternyata, gue malah mengalami MOS untuk yang kedua kalinya.

Masa orientasi adalah masa yang akan selalu dikenang akan manis pahitnya menjadi seorang siswa. Masa orientasi siswa atau yang sering disebut dengan MOS sangat identic dengan yang namanya bully atau tindak kekerasan. Namun, berbeda dengan masa orientasi yang gue jalani ketika ingin menjadi anggota tulen madding.

Hari pertama mennjadi calon anggota madding itu lumayan menegangkan,  ngeliat sekeliling gue banyak cewek yang mukanya masih cabe banget, eits jangan protes, ini karangan gue jadi udah hak gue. Apalagi ketika kakak tertua madding memasuki ruangan, si kakak tertua atau kakak ketua langsung masuk dengan tatapan sinis dan mengucapkan kata-kata yang semakin membuat ketegangan berlangsung menjadi lebih tegang. Nama si kakak tertua itu adalah HELLda. Ya, dari namanya juga sudah terlihat begitu menakutkan. Saat kakak-kakaknya menjelaskan tentang Pembina madding, hal yang terlintas di benakku adalah Pembina madding adalah sesosok ibu-ibu yang tidak kurus dan bersifat layaknya ibu tiri. Saat aku mendengar ada yang bilang “eh Pembina madding dateng tuh”,semua calon anggota madding terlihat sangat tegang,aku pun juga ikut tegang, rasanya kaya mau di rampok si Buta dari gua hantu. *ENG ING ENG* tebakkan ku benar, Pembina madding tersebut ternyata tidak kurus, namun sifat beliau yang pada awalnya aku mengira seperti ibu tiri di sinetron adalah kesalahan besar. Ibarat di matematika itu, tebakan dan fakta berbanding 180 derajat. Saat melihat kelakuan beliau aku terkejut layaknya anak alay dan bilang “WOWWW!!! OMEGAT!!!”…. Saat sang Pembina madding atau tepatnya ibu Ninin masuk itulah keadaan berubah menjadi seperi taman kanak-kanak dan luar biasa gregetnya.

Hari kedua penerimaan calon anggota madding kali ini asik, tapi yang ga asiknya itu pas kakaknya bilang “hari ini kami akan memberikan materi SAJA”, mungkin akan lebih asik kalau kalimatnya di ubah jadi, “hari ini kami akan memberikan materi, bakso 1 porsi, jus alpukat, dan pentol sepuasnya”. Pada hari kedua ini, ternyata kami diminta untuk menempelken foto kami dan foto orang tenar yang mirip dengan foto kami di sebuah kardus dan di bikin kalung-kalungan gitu, ya kalo lo pernah ngerasin MOS, pasti tau yang kayak gituan.

Pada hari ketiga, kami diminta untuk melalui beberapa pos yang setiap posnya ada rintangan masing-masing, bukan rintangan yang ekstrim kaya ngebersihin pantat kuda,  tapi rintangan seperti membuat puisi dengan tema acak, atau membuat hal kecil seperti sebilah lidi menjadi sesuatu yang bermanfaat. Setelah memalui beberapa rintangan,  kami diminta untuk pergi ke sebuah taman deket sekolah. Nah, di situ kami dibagi menjadi beberapa kelompok untuk melakukan sebuah permainan yang kecil dan bermakna. Gue ngeliat peserta calon anggota Mading tampak serius, gue sih santai aja. Gue santai bukan karena gue udah lihai di permainan itu, tapi gue ga ngerti maksud dan tujuan dari permainan itu. Kami cuman diminta ngisi sama ngebuang air di beberapa buah gelas. Untungnya, temen-temen gue kayaknya ngerti semua, disitulah gue semakin menyadari bahwa teman pintar itu penting. Namun, bukan berarti teman yang bodoh ga penting, teman yang bodoh bisa membuat kita lebih dekat kepada Tuhan karena kita akan bersyukur telah diberikan sesuatu yang lebih dari teman kita tersebut. Kembali ke permainan yang diadakan oleh Pembina dan kakak-kakak mading, permainan berlangsung lancar tanpa sedikitpun pemahaman di otak gue. Setelah permainan berlangsung, kami diminta untuk menutup mata sambil megangin gelas berisi air tepat di atas kepala temen yang ada di samping. Katanya, dalam permainan itu, kita diajarin buat percaya sama temen disamping dan cumin dibagian terakhir itu gue ngerti maksud dari semuanya.

Setelah MOS itu gue memasuki zona yang disebut “maddingers” ya itulah perkumpulan para manusia yang telah menjadi makhluk madding. What is makhluk madding? Makhluk madding is mereka yang haus akan informasi, haus akan pengetahuan dan khusus buat anggota madding yang jones mungkin mereka juga haus akan cinta x.

Ketika gue sudah resmi menjadi anggota MOS, gue sempet kesusahan dalam membagi waktu. Soalnya, gue ngikutin 2 PD yang waktunya benturan, alhasil gue sering milih bolos di salah satu PD. Kebiasaan buruk gue adalah sering ijin basket di hari Kamis biar bisa hadir di PD madding, dan pas udah hadir di tempat madding, gue sering kali ga bisa nahan hasrat buat main-main sama bola basket. Begitulah anak muda zaman sekarang, suka labil, berarti gue labil? Yo’I, kan gue anak zaman sekarang.

Di ekstrakulikuler madding ini, ibarat jurusan, gue milih jurusan Puisi sama Pojok. Sedikit gue jelasin masalah pojok, pojok itu tulisan yang tujuannya mojokin, tapi si pemojok wajib memberikan saran, jadi ibarat hidup, lo jangan bisanya nyalahin orang, tapi beri saran biar kesalahan itu ga terulang lagi. Pojok ini sangat berguna buat lo yang benci banget sama yang namanya mantan, baik itu mantan pacar, mantan gebetan, atau mantan calon orang yang mau lo kenal. Misal nih buat mantan pacar,

“Dari mulut lo keluar kata-kata setia bagai mutiara, tapi nyatanya sifat lo kayak ketek rusa ga pake diadoran. Mending lo tobat, emang lo ga takut disantet para mantan?”

Setelah beberapa minggu gabung sama maddingers, gue mulai ngerasa resah, gue ngerasa ga ada bakat sama sekali, mau bikin puisi tapi ga puitis kaya anggota yang lain, mau ngegambar tapi gue cumin bisa ngegambar tikus masuk lobang, mau bikin artikel tapi kelihatannya malah ga berbobot, bahkan gue juga ga bisa ngarang cerpen. Kenapa gue ga bisa ngarang cerpen? Ya jelas karena gue anak yang ga suka mengarang atau mengada-ngada, kalo gue jago ngarang cerpen ntar cewek gue bilang “ngarang cerpen yang banyak aja kamu jago, apalagi ngarang penjelasan dalam perselingkuhan” ga enak kan jadinya? Tapi, karena keresahan gue itu, gue lebih termotivasi buat lebih giat lagi mempelajari seusatu yang berkaitan dengan menulis. Sesuatu yang buruk mungkin akan terlihat menarik ketika kita memandangnya dari sisi yang lain, misalnya tulisan gue ga bagus, mungkin gue langsung terpikir tentang gue yang ga punya bakat yang berkaitan dengan menulis, tapi jika di lihat dari sisi lain, gue bisa belajar lebih giat lagi biar ga kalah sama mereka yang punya bakat, ketika mereka hidup dengan bakat, gue akan belajar dari tekad. Pelatih basket gue pernah bilang “orang yang punya bakat akan kalah dengan orang yang bekerja keras”.

Gue lupa kapan, tapi gue pernah sekali di ajak buat ngebantu kakak-kakak kelasnya ngikutin lomba madding di UNLAM BANJARMASIN, gue sangat antusias meskipun gue ga ikut secara langsung dalam perlombaan. Sambil menunggu lomba selesai, gue memutuskan untuk melakukan sebuah ritual yang disebut “Jajan”, dari kegiatan lomba waktu itu, gue tahu betapa nikmatnya ciptaan Tuhan yang disebut dengan “Es Dawet” dan juga “Pentol”, gue ngabisin setengah waktu gue waktu lomba berlangsung untuk menikmati karunia Tuuhan, Subhanallah. Menakjubkan bukan? Marilah kita bersama-sama mengucapkan “Terimakasih ya Tuhanku telah engkau ciptakan Es Dawet dan Pentol di dunia ini”

Hari demi hari terus berlangsung, angin terus berhembus, daun terus berguguran, dan air hujan menghiasi bumi tercinta ini. Tibalah saatnya pemilihan ketua Madding yang baru karena yang dulu udah memasuki masa tenggang. Ada 2 calon dalam pemilihan kali ini, sebut saja Saif (laki-laki)  dan Irun (Perempuan). Gue sangat bingung dalam mnentukan pilihan waktu itu, soalnya bahaya guys kalo salah milih pemimpin, misalnya aja kita salah memilih pemimpin bangsa Indoneisa, gimana nasib rakyatnya? Sungguh menyedihkan bangsa kita ketika rakyatnya salh dalam menentukan suara, begitu juga dalam duina permaddingan, pemilihan pemimpin ini sungguh sangatlah berat. Setelah beberapa perbandingan yang sangat serius, gue memberikan hak suara gue ke Saif, soalnya Saif itu jualan pulsa, mungkin aja ntar ada event pembagian pulsa bagi anggota yang rajin. Tapi, meskipun gue memilih Saif, takdir berkata different, ternyata Irun lah yang terpilih menjadi ketua Madding, menurut gue dia terpilih karena lebih cantik dari Saif guys. Ketika kakak kelas yang bernama Irun tadi terpilih menjadi Ketua Madding, gue sama sekali ga naruh kepercayaan sama dia, bagaimanapun baiknya si Irun, gue ga bakal naruh kepercayaan ke dia, soalnya kepercayaan gue sudah sepenuhnya berada di rukun Iman. Kepemimpinan Irun Alhamdulillah berjalan lancer, meskipun tidak ada event pembagian pulsa seperti yang diharapkan sebelumnya.

Beberapa minggu setelah perlombaan yang diikuti para kakak kelas, kembali terdengar kabar akan ada lomba dan gue diminta buat ngepresentasiin hasilnya. Jujur aja gue gugup banget, temen gue sebuat saja Rozan nanya ke gue,

“Bar, kamu ga gugup atau semacamnya gitu?” Tanya si Rozan
“Ya jelas engga lah, ngapain juga gugup, gue pasti bisa” jawab gue pake muka penuh keyakinan.

Gue terpaksa bohong, karena sebagai cowok, gue harus “STAY COOL”, dan kalo gue jujur, hasilnya kayak gini.

Contoh hasil jujur versi A:

Rozan             : “Bar, lo ga gugup atau semacamnya gitu?”
Gue                : “Ya jelas gue gugup banget.”
Rozan             : “Halah badan aja gede mental kaya cumi!”
Gue                : *pulang – nangis –gigitin bantal*

Contoh hasil jujur Versi B:

Rozan             : “Bar, lo ga gugup atau semacamnya gitu?”
Gue                : “Gue sih rasanya ragu, kan baru pertama kali.”
Rozan             : “kalo ragu lebih mah baik mundur aja, Bar.”
Gue                : “Lo, kamu kok malah ngomong gitu bukannya nyemangatin atau ngasih motivasi?”
Rozan             : “Emang kenapa? Suka-suka gue kan? Emang lo pikir gue siapannya lo? Pacar lo? Nyokap lo? Atau jangan-jangan lo mikir gue ini Mario Teguh?”
Gue                : Eee... *ga tau mau ngomong apa

Tapi, ternyata sekolah gue ga jadi ngikutin lomba, kecewa? Sakit hati? pasti, cuman ga terlalu sakit, soalnya gue udah biasa di kecewain sama di sakitin. Jadi, perlombaan itu ibarat cewek, kadang bisa buat lo bahagia, bisa bikin jantung deg degan, bisa bikin senyum-senyum, tapi bisa juga bikin kecewa, sakit hati, nangis, dan semoga aja ga nyampe bunuh diri.

Jujur, gue sangat menyukai ekstrakulikuler Madding di sekolah gue. Gue pengen ngebuktiin bahwa gue juga bisa dibanggain sekolah dan naruh piala di lemari sekolah gue. Namun gue harus pindah sekolah, soalnya pada bulan April, kakek gue meninggal. Meskipun gue anak basket, sering ke gym, sering stay cool, sering jaim kalo ada cewek cantik, tapi pas tau kakek gue meninggal dan gue sendiri ngeliat secara live pas kakek gue meninggal, gue nangisnya paling lama, bahkan waktu kakek gue sakit, gue udah sering nangis. Gue nangis karena kakek adalah orang yang paling gue hormati, kakek adalah orang yang sangat gue sayang, sekalipun Tuhan memberi gue Aura Kasih, gue tetep pilih kakek. Bahkan dari gue kecil, tiap bagi raport kakek selalu ngucapin selamat ke gue dan kakek ga pernah biarin gue nangis karena apapu  itu, biasanya sih karena pengen kaset PS baru tiap hari. Gue izin beberapa hari di sekolah dan berangkat ke kota Barabai buat pemakaman kakek gue, pas sampai di Barabai, gue juga langsung nangis, gue sangat tertekan waktu itu. Karena gue seorang pelajar, gue juga ga bisa izin lama-lama, gue harus pulang ke kota Marabahan sendirian. Pas sampai di  Marabahan, gue ga nangis lagi, soalnya gue ga punya waktu buat nangis, ya jelas lah, sampai rumah jam 7 pagi, belum siap-siap sekolah. Tapi lagi-lagi galau memasuki hati gue, gue jadi sering melamun di kelas, bahkan setelah beberapa minggu dan beberapa bulan, gue masih sering meneteskan air mata kalo ingetan, apa menurut lo itu lebay? Kalo lo udah di posisi gue pasti tau sakitnya. Karena kakek gue meinggal itulah gue mutusin buat pindah ke Barabai buat ngejagain nenek gue di sana dan ga sempet ngasih apa-apa ke ekstrakulikuler Madding sama sekolah gue SMAN 1 Marabahan. Sori curhat guys, di Madding seekolah gue ga ada jurusan “curhat” jadi gue curhat di sedikit dulu di postingan ini.

Kesedihan gue jadinya bertambah ketika harus ninggalin nih ekstrakulikuler, setahun bersama penghuni Maddingers SMARA rasanya belum cukup, tapi, sekalipun gue bersama mereka selama 10, itu juga rasanya belum cukup. Soalnya, kalo kita sudah terbiasa dengan suatu hal, ketika kita harus meninggalkannya, tak peduli berapa lama kita telah bersama hal tersebut, semua akan terasa sangat singkat. Di madding SMARA, anggota laki-laki kelas X cuman gue, jadi ketika adik kelas nanya “kak, tahun kemaren ga ada cowok yang ikutan ekstrakulikuler ini ya?” gue berharap kalian para penghuni Maddingers SMARA dapat membuat kisah yang baik tentang gue, misalnya “dahulu, ada anggota madding seorag laki-laki, dia sangat mempesona, bahkan Arjuna sekalipun takluk ketika bersaing dengannya, namun dia harus pergi ke suatu tempat yang jauh…..” dan setersusnya, gue yakin anggota Madding SMARA bisa menceritakan hal demikian. Bahkan, gue berharap para penghuni Maddinger SMARA bisa menceritakan hal tersebut sebelum para calon anggota bertanya nantinya.

Gue nulis postingan ini sebagai surat buat para Maddingers SMARA sekaligus tugas terakhir gue sebagai salah satu penghuninya. Terimakasih atas bimbingan dan kerjasama kalian wahai penghuni Madingers SMARA dan guru Pembina, sebut saja Ma Nox.